Buat temen2 khushnya yang di forum ini pasti sudah gak asing lagi sama alat photography yang satu ini. buat yang buit in lightmeternya masih nyala adalah sebuah anugrah karena sudah sedikit kamera analog lama yang masih bertahan built in light meternya.
Memang ada yang beda kalau kita foto pakai film, selain hasilnya yang mempunyai feel, tone, dan grain yang masih blum bisa dicapai oleh digital.
Foto yang kita ambil pun biasanya mempunyai makna yang dalam bagi sang fotographer. Foto akan selalu kita ingat dengan mudah, baik cerita akan proses kreatif dalam pengambilan foto tersebut ataupun cerita di balik foto yang kita ambil.
Kita akan mencari objek yang benar-benar "worth to shoot" karena keterbatasan film exposure yang kita punya, dan kita akan memberikan kesungguhan hati dan pikiran untuk memastikan hasil foto mencapai potensi maksimalnya.
Mudah sekali mendelete foto digital apabila kita tidak suka akan hasilnya, tapi pastinya tidaklah mudah merobek foto yang sudah kita cetak. Selain karena alasan nilai ekonominya, alasan yang lain adalah karena foto tersebut kita ambil dengan keseriusan yang lebih, untuk memastikan bahwa foto yang kita ambil itu berhasil mencapai potensi maksimalnya.
intinya menggunakan film kamera memberikan sang photographer tantangan yang lebih besar untuk memastikan foto yang diambil mempunyai nilai yang lebih, dari nilai ekonomis yang kita keluarkkan. Disinilah light meter menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan tersebut.
light meter saya selalu gandolin di leher kemanapun pergi, dan selalu saya gunakan apabila feeling saya tidak PD menentukan F stop atau aperture yang pas untuk situasi tertentu.
seiringnya tekhnologi, Light meter pun berkembang dari Lightmeter analog menggunakan selenium tanpa penggunaan baterai sampai digital light meter yang lebih mudah dibaca tanpa harus muter otak,
lightmeter analog yang menggunakan selenium terkenal bandel karena mengingat umur produksiya, apabila dirawat masih bisa digunakan sampai sekarang. Sampai saat ini pun saya pun masih menggunakan lightmeter analog weston master IV yang diproduksi tahun 1960 dan General electric PR-2 yang dibuat sekitar tahun 1956, it's still work perfectly dan selalu bisa diandalkan tanpa takut untuk kehabisan baterai
Namun sekrang ada light meter jenis baru yang berupa Aplikasi software karena software pastinya masih tergantung dengan baterai tapi memberikan kita kemudahan dan ketepatan juga mobilitas yang gak kalah dengan lightmeter analog lama.
Dengan tekhnologi Iphone [URL="http://www.ambertation.de/en/lightmeter"]Ambartation developer aplikasi iphone[/URL] memberikan Aplikasi Lighmeter yang sangat mudah penggunaannya. Kita tinggal memilih apakah f stop, shttuer speed yang mau dijadikan patokan untuk mendapatkan kita akan hasil foto yang dinginkan. sensitivitas lightmeter pun dapat disesuaikan apabila lensa mengunakan filter tambahan yang menyebabkan berkurangnya cahaya yang masuk ke dalam lensa.
pilihan lain aplikasi ligtmeter di iphone adalah photocalc ini lebih lengkap lagi karena bisa ngukur jarak dan info yang lain harganya pun sama ini settingan setelah saya pakai di iphone
Memang ada yang beda kalau kita foto pakai film, selain hasilnya yang mempunyai feel, tone, dan grain yang masih blum bisa dicapai oleh digital.
Foto yang kita ambil pun biasanya mempunyai makna yang dalam bagi sang fotographer. Foto akan selalu kita ingat dengan mudah, baik cerita akan proses kreatif dalam pengambilan foto tersebut ataupun cerita di balik foto yang kita ambil.
Kita akan mencari objek yang benar-benar "worth to shoot" karena keterbatasan film exposure yang kita punya, dan kita akan memberikan kesungguhan hati dan pikiran untuk memastikan hasil foto mencapai potensi maksimalnya.
Mudah sekali mendelete foto digital apabila kita tidak suka akan hasilnya, tapi pastinya tidaklah mudah merobek foto yang sudah kita cetak. Selain karena alasan nilai ekonominya, alasan yang lain adalah karena foto tersebut kita ambil dengan keseriusan yang lebih, untuk memastikan bahwa foto yang kita ambil itu berhasil mencapai potensi maksimalnya.
intinya menggunakan film kamera memberikan sang photographer tantangan yang lebih besar untuk memastikan foto yang diambil mempunyai nilai yang lebih, dari nilai ekonomis yang kita keluarkkan. Disinilah light meter menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan tersebut.
light meter saya selalu gandolin di leher kemanapun pergi, dan selalu saya gunakan apabila feeling saya tidak PD menentukan F stop atau aperture yang pas untuk situasi tertentu.
seiringnya tekhnologi, Light meter pun berkembang dari Lightmeter analog menggunakan selenium tanpa penggunaan baterai sampai digital light meter yang lebih mudah dibaca tanpa harus muter otak,
lightmeter analog yang menggunakan selenium terkenal bandel karena mengingat umur produksiya, apabila dirawat masih bisa digunakan sampai sekarang. Sampai saat ini pun saya pun masih menggunakan lightmeter analog weston master IV yang diproduksi tahun 1960 dan General electric PR-2 yang dibuat sekitar tahun 1956, it's still work perfectly dan selalu bisa diandalkan tanpa takut untuk kehabisan baterai
Namun sekrang ada light meter jenis baru yang berupa Aplikasi software karena software pastinya masih tergantung dengan baterai tapi memberikan kita kemudahan dan ketepatan juga mobilitas yang gak kalah dengan lightmeter analog lama.
Dengan tekhnologi Iphone [URL="http://www.ambertation.de/en/lightmeter"]Ambartation developer aplikasi iphone[/URL] memberikan Aplikasi Lighmeter yang sangat mudah penggunaannya. Kita tinggal memilih apakah f stop, shttuer speed yang mau dijadikan patokan untuk mendapatkan kita akan hasil foto yang dinginkan. sensitivitas lightmeter pun dapat disesuaikan apabila lensa mengunakan filter tambahan yang menyebabkan berkurangnya cahaya yang masuk ke dalam lensa.
pilihan lain aplikasi ligtmeter di iphone adalah photocalc ini lebih lengkap lagi karena bisa ngukur jarak dan info yang lain harganya pun sama ini settingan setelah saya pakai di iphone